Senin, 12 November 2012


Fenomena "Batu Menangis" di Garut


Beberapa waktu lalu, warga Kampung Pananjung, Tarogong Kaler, Garut, Jawa Barat, sempat dikejutkan dengan ditemukannya batu yang mirip dengan wajah manusia. Mulanya, batu tersebut sempat diduga sebagai peninggalan masa prasejarah.

Pada batu yang berdiameter sekitar 2 meter itu terdapat ukiran seperti dua mata yang menutup, hidung dan mulut. Bila diamati batu tersebut memang terlihat seperti wajah manusia.

Batu aneh yang mirip dengan kepala manusia atau ada yang menyebut kepala bayi ini diberi nama “batu menangis” oleh warga setempat. Sebab beberapa warga mengaku kerap mendengar batu tersebut mengeluarkan suara tangisan. ”Tetangga pernah mendengar suara tangisan dari arah batu dan ada warga yang secara kebetulan melihat batu tersebut mengeluarkan air dari arah mata.” ujar salah seorang warga, Ikin.

Bukan hanya itu saja, sebagian orang juga sering melihat batu ini mengeluarkan air di bagian batu yang mirip seperti mata, sehingga seolah-olah seperti orang yang sedang menangis dan mengeluarkan air mata.
"Memang warga menyebutnya sebagai batu menangis, tapi itu terjadi karena alami saja," kata Kepala Bidang Kebudayaan dan Kepurbakalaan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Kabupaten Garut, Warjita, seperti dikutip dari Antara, Senin (15/10).
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Kabupaten Garut, Jawa Barat, kemudian menyelidikinya. Akhirnya mereka menyatakan, temuan batu besar dengan ukiran menyerupai wajah manusia bukan dibuat oleh manusia zaman dahulu, melainkan faktor alam.
Berdasarkan berita Antara, batu tersebut merupakan hasil muntahan Gunung Guntur antara abad 18 dan 19. Ukirannya tidak ada unsur dibuat atau perbuatan manusia pada zaman terdahulu," katanya.

Penilaian lain oleh dinas di wilayah sekitar batu tidak ditemukan benda-benda lainnya yang memiliki nilai sejarah. Namun untuk memastikan kebenaran batu tersebut disebabkan faktor alam, Warjita akan mengundang tim dari Balai Arkeolog Bandung untuk dilakukan penelitian.
"Untuk memastikannya kita serahkan ke Balai Arkeolog Bandung untuk bisa memberikan kepastian kepada masyarakat, bahwa ukiran batu itu terbentuk oleh alam," katanya.



Sumber :


Menurut saya, segala fenomena yang terjadi di alam semesta ini bisa saja terjadi. Tidak ada yang sulit dan tidak mungkin untuk Allah ciptakan. Segala sesuatu dapat terjadi hanya dengan izin-Nya. Memang beberapa ada yang dapat dinalar oleh akal manusia ada juga yang tidak. Manusia memang sering mengaitkannya dengan mitos-mitos walaupun sering kali tanpa bukti. Wallahu ' Alam ...

Kita sebagai umat manusia yang dikaruniai akal dan pikiran diharapkan dapat sebijak mungkin dalam menyikapi. Intinya, fenomena batu menangis tersebut merupakan satu bagian kecil dari sekian banyak bukti nyata dari  kebesaran Sang Maha Pencipta. Pasti ada maksud dan tujuan dari penciptaannya tersebut. Tidak ada di alam semesta ini yang sia-sia Allah ciptakan. Tentunya manusia sebagai ciptaan Allah yang paling sempurna diharapkan untuk dapat mengambil sebaik-baiknya hikmah dan pembelajaran dari segala sesuatunya :) ... Setuju ??? :)


1 komentar: