Minggu, 28 November 2010

Berharap Pada ARV

Salah satu unsur penting yang membantu pasien HIV bertahan hidup adalah obat antiretrovial (ARV). Obat ini berfungsi meredam pertumbuhan virus HIV sehingga daya tahan pasien tidak kian menurun. Orang yang terinfeksi HIV harus meminum obat ARV setiap hari seumur hidupnya.



Sejak tahun 2004, Kimia Farma memproduksi ARV dengan berpedoman pada Cara Produksi Obat yang Benar (CPOB) serta persyaratan yang dikeluarkan WHO. Obat tersebut kemudian didistribusikan ke berbagai rumah sakit rujukan di Indonesia. Komisi Penanggulangan AIDS Nasional mencatat ada 153 rumah sakit di 15 provinsi yang menyediakan layanan pengobatan ARV. Pasien HIV/AIDS bisa mendapatkan obat tersebut dengan gratis, karena biayanya telah ditanggung pemerintah.

Sayangnya, saat ini distribusi obat ARV di banyak rumah sakit sedang terganggu. Ketiadaan obat ARV di sejumlah rumah sakit ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan ODHA. Bila pasien pengguna ARV berhenti meminumnya, virus HIV bisa berkembang lebih cepat dan nanti akan kebal terhadap obatnya. Mereka berharap pemerintah segera menyediakan kembali obat ARV di berbagai rumah sakit, agar kelangsungan hidup mereka tidak terancam.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar